Islam rahmatan lil ’alamiin : Relasi Perempuan dan Laki-laki
- alhasanahboardings
- 2 hours ago
- 3 min read

2486080093_Hanhan Hasbiyani ridwan
Zaman dahulu perempuan dianggap rendah, hanya dijadikan objek bagi laki-laki, tidak mempunyai hak hidup serta seluruh hidupnya berada dibawah dominasi laki-laki. Pada masa arab jahiliyyah perempuan adalah harta yang bisa diperjualbelikan serta diwariskan. perempuan dianggap hina, orangtua yang memiliki anak perempuan akan merasa malu bahkan lebih ekstrem dari itu yakni adanya penguburan bayi perempuan hidup-hidup.
Islam diyakini sebagai agama yang ideal. Agama islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin yakni penebar Rahmat bagi alam semesta. Hal ini termasuk juga pada pengakuan islam pada utuhnya kemanusiaan perempuan yang setara dengan laki-laki. Islam memberi keterangan bahwa perempuan mempunyai kemandirian serta tidak diperlakukan sebagai pelengkap bagi siapapun. Perempuan dalam islam mendapat seluruh hak-hak sebagai pribadi yang mandiri bukan makhluk inferior. Pada awal Sejarah islam, perempuan mendapat kemerdekaan yakni banyaknya perempuan yang mencatat prestasi yang baik di sektor domestik serta publik.
Dalam islam kemuliaan manusia di sisi Allah adalah dengan kualitas taqwa, tanpa dilihat dari jenis kelaminnya. Laki-laki dan perempuan adalah hamba Allah yang memiliki potensi yang sama untuk menjadi hamba yang ideal seperti surat Al-Hujurat ayat 13 (orang-orang yang bertaqwa). Baik laki-laki maupun perempuan memiliki keinginan yang sama yakni mengharap ridho dari Allah, menjalankan perintahNya dan menjauhi segala larangan Allah. Dalam syariat islam perempuan memiliki derajat yang sama dalam tanggung jawab di bumi serta kehidupan setelahnya.
Konsep perihal relasi laki-laki dan perempuan masih menjadi perdebatan bahkan di kalangan muslim itu sendiri disebabkan karena perbedaan perspektif dalam memandang suatu ayat dalam Al-Qur’an. Sebagian merasa canggung serta berat menerima adanya kesetaraan antara perempuan dan laki-laki dikarenakan adanya pemikiran serta keyakinan keagamaan yang sudah melekat dan tidak dapat digoyahkan.
Relasi laki-laki dan perempuan
Hubungan antara laki-laki dan perempuan tidak lepas dari makna seksualitas, yakni perihal perbedaan laki-laki dan perempuan dari sifat biologis yang merupakan kodrat dari Allah. Beberapa pembahasan tentang status dan hubungan perempuan dan laki-laki antara lain :
1. Makna Nafsin Wahidah (bias gender)
Dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 1, kata nafsin wahidah diartikan oleh Sebagian umat islam sebagai nabi Adam dan zawjaha adalah Siti Hawa yang berdampak pada kedudukan Siti Hawa sebagai manusia kedua dari Nabi Adam.
Al-Qur’an tidak merujuk bahwa itu berarti Nabi Adam karena nafsin wahidah dapat diartikan sebagai jenis manusia laki-laki dan perempuan. Adanya pandangan yang menyatakan bahwa Siti Hawa lahir dari Nabi Adam disandarkan pada hadits nabi yang berisi bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. M Quraish Shihab berpendapat bahwa hadits tersebut berisi peringatan pada kaum laki-laki supaya bersikap bijaksana dalam menghadapi perempuan karena sifat, karakter serta kecenderungan perempuan tidak sama dengan laki-laki. Laki-laki tidak akan bisa mengubah sifat bawaan dari perempuan, kalaupun bisa (karena paksaan) maka akan berakibat fatal, seperti fatalnya meluruskan tulang rusuk yang bengkok.
2. Siti Hawa sebagai penyebabkeluarnya Adam dari surga
Sebagian kelompok berpendapat bahwa Siti Hawa menjadi penyebab keluarnya Nabi Adam dari surga karena mengutip dari surat Al-Baqarah ayat 35-36, jika di amati ada kata “lalu keduanya digelincirkan oleh setan” yang berarti setanlah pemeran utamanya.
3. Perempuan bernilai separuh harga laki-laki, hal ini dapat dilihat dari harga kesaksian, pembagian harta dalam warisan, serta jumlah hewan yang disembelih untuk akikah.
Ketiga hal diatas terjadi karena adanya tanggungjawab laki-laki terhadap perempuan apabila telah bersamanya. Keberadaan perempuan dan laki-laki pada hakikatnya diciptakan untuk saling melengkapi, walaupun adanya perbedaan semata-mata untuk saling mengisi kekurangan yang ada, baik dalam beragama dan bersosialisasi, dan yang terpenting Allah SWT menciptakan hambanya untuk bertakwa, dan dari segi ketakwaan tersebut Allah SWT melihat tingkat perbedaan manusia baik itu laki-laki maupun perempuan.
Opini_Tugas Mata Kuliah Metode Pengembangan Keberagamaan
Dosen Pengampu: Dr. Suwendi, M.Ag
Program Pascasarjana UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon
Untuk mendapatkan informasi terbaru silahkan bergabung dengan saluran WA kami
Commentaires