Membangun Moderasi Beragama Melalui Dunia Pendidikan: Strategi Menyikapi Keberagaman dan Nasionalisme
- alhasanahboardings
- 19 hours ago
- 3 min read
Oleh : 2486080093_Hanhan Hasbiyani Ridwan

Moderasi beragama adalah pendekatan beragama yang menekankan keseimbangan, toleransi, dan sikap inklusif dalam menjalankan ajaran agama. Di tengah masyarakat Indonesia yang multikultural dan multireligius, moderasi beragama menjadi landasan penting untuk menjaga kerukunan dan mencegah konflik horizontal yang bersumber dari perbedaan keyakinan. Konsep ini tidak berarti menyamakan semua agama atau mengaburkan identitas keagamaan, tetapi mengajak umat beragama untuk menjalankan ajaran agamanya secara proporsional, menghormati perbedaan, dan menolak kekerasan atas nama agama.
Transformasi moderasi beragama dalam dunia pendidikan menjadi strategi penting dalam membentuk generasi muda yang toleran, kritis, dan bertanggung jawab secara sosial. Pendidikan tidak hanya bertugas mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga berperan besar dalam membentuk karakter dan nilai-nilai kebangsaan. Oleh karena itu, pengarusutamaan nilai-nilai moderasi dalam sistem pendidikan menjadi langkah strategis untuk menjadikan sekolah dan kampus sebagai ruang dialog, bukan ruang konflik.
Pendidikan berperan penting dalam membentuk identitas kebangsaan serta menanamkan nilai-nilai luhur yang selaras dengan ideologi nasional. Di negara seperti Indonesia, yang memiliki keragaman budaya, agama, dan bahasa, pendidikan harus memainkan peran sebagai jembatan yang menghubungkan nilai-nilai keagamaan dengan semangat persatuan. Namun, berbagai tantangan muncul ketika paham keagamaan yang ekstrem mulai memengaruhi sebagian kalangan di lingkungan pendidikan.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa masih banyak pendidik dan pelajar yang belum sepenuhnya memahami pentingnya moderasi beragama. Misalnya, sebagian guru di sekolah dan madrasah menunjukkan sikap intoleran terhadap pemeluk agama lain. Bahkan sejumlah mahasiswa di perguruan tinggi keagamaan Islam menunjukkan dukungan terhadap konsep khilafah dan keraguan terhadap Pancasila sebagai dasar negara.
Fenomena ini memperlihatkan adanya krisis dalam memahami jati diri bangsa, yang sebenarnya menjunjung tinggi keberagaman dan spiritualitas. Tiga persoalan utama yang perlu diatasi adalah menguatnya paham keagamaan yang berlebihan, klaim kebenaran tunggal dalam menafsirkan ajaran agama, dan semangat keagamaan yang tidak diimbangi dengan kecintaan terhadap tanah air.
Untuk merespons situasi ini, penerapan moderasi beragama dalam dunia pendidikan menjadi sangat mendesak. Moderasi beragama mencerminkan cara pandang dan perilaku keagamaan yang inklusif, tidak berlebihan, serta menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial. Konsep ini penting untuk menjaga keseimbangan antara pengamalan agama dan komitmen terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.
Lembaga pendidikan dapat mengintegrasikan moderasi beragama melalui berbagai pendekatan, seperti mengembangkan kurikulum yang mendorong nilai-nilai toleransi, memperluas literasi keagamaan dan kemanusiaan, serta menerapkan pendidikan multikultural. Dengan demikian, siswa tidak hanya memahami ajaran agamanya, tetapi juga mampu hidup berdampingan secara harmonis dalam masyarakat yang plural.
Pendidik atau guru memiliki peranan penting dalam proses ini. Guru harus memiliki wawasan luas dan sikap terbuka terhadap perbedaan, serta mampu membimbing peserta didik dengan pendekatan yang adil dan demokratis. Guru juga perlu mengedepankan dialog dan menjelaskan bahwa agama pada hakikatnya bertujuan untuk menciptakan kedamaian dan kesejahteraan, bukan untuk menimbulkan konflik.
Selain peran guru, suasana sekolah dan kampus juga harus mendukung penerapan moderasi beragama. Interaksi antar siswa dari berbagai latar belakang agama harus difasilitasi, dan kebijakan pendidikan harus memperhatikan konteks sosial budaya siswa. Pendidikan yang terlalu menekankan keseragaman tanpa menghargai keberagaman justru dapat menimbulkan sikap intoleran dan menekan potensi kreatif siswa.
Beberapa upaya yang disarankan untuk penerapan moderasi beragama dalam pendidikan yaitu sebagai berikut :
Integrasi moderasi dalam kurikulum dan kegiatan pendidikan seperti PPL/KKL;
Pelatihan guru dan tenaga pendidik agar memahami dan mengajarkan nilai moderasi;
Mengembangkan pendidikan multikultural agar peserta didik terbiasa menghargai perbedaan;
Mempertemukan siswa dengan pemeluk agama lain untuk menumbuhkan penghargaan terhadap keberagaman;
Mengajarkan nilai-nilai nasionalisme dan semangat kebangsaan lewat agama.
Pendidikan multikultural adalah salah satu cara untuk menghidupkan nilai-nilai kebersamaan di tengah perbedaan. Melalui pendekatan ini, setiap individu diajak untuk menghargai berbagai ekspresi budaya dan agama selama tidak melanggar hak pihak lain. Ini berbeda dari pendidikan monokultural yang cenderung mengabaikan perbedaan dan bisa menyebabkan eksklusivisme.
Kesadaran akan pentingnya moderasi beragama harus ditanamkan sejak dini. Jika nilai-nilai ini dapat diinternalisasikan dalam proses pendidikan, maka kita akan memiliki generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga matang dalam sikap sosial dan spiritual. Dengan mengedepankan toleransi, keterbukaan, dan penghargaan terhadap keberagaman, pendidikan dapat menjadi kekuatan utama dalam membangun masyarakat yang harmonis dan beradab.
Integrasi moderasi beragama dalam pendidikan bukanlah pilihan, melainkan keharusan untuk menjaga persatuan di tengah keberagaman. Dengan strategi yang tepat, pendidikan akan menjadi fondasi kokoh dalam menyiapkan generasi penerus bangsa yang mampu menjaga nilai-nilai keagamaan sekaligus menguatkan identitas kebangsaan.
Adanya ekstremisme, intoleransi, dan melemahnya semangat kebangsaan di dunia pendidikan disebabkan oleh kurangnya kesadaran terhadap jati diri bangsa Indonesia yang plural dan religius. Untuk mengatasi hal tersebut, moderasi beragama harus menjadi bagian integral dari sistem pendidikan. Ini mencakup: a) Mengutamakan toleransi dan keterbukaan; b) Merancang pembelajaran yang mengembangkan berbagai jenis literasi, baik agama maupun sosial; c) Mengintensifkan pendidikan multikultural yang menghargai keberagaman sebagai kekuatan bangsa.
Dengan mengintegrasikan moderasi beragama dalam pendidikan, Indonesia diharapkan mampu melahirkan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga bijak dalam menghargai perbedaan, cinta tanah air, dan mampu hidup damai dalam masyarakat yang beragam.
Opini_Tugas Mata Kuliah Metode Pengembangan Keberagamaan
Dosen Pengampu: Dr. Suwendi, M.Ag
Program Pascasarjana UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon
Comentarios